"Pergumulan tidak akan pernah sirna, akan tetapi HARAPAN selalu menguatkan manusia untuk menata hidup yang lebih baik."

Terimakasih atas kunjungan anda.

Halaman

~ Di Akhir Semester 'Banyak'

By: Titi Mangape

Mengakhiri perkuliahan semester ini, Kompak '07 mengadakan acara ramah tamah bersama dengan para dosen komunikasi dari PPS UNHAS di Quadron Cafe, tanggal 16 Desember '08 yang lalu. Seperti biasa, KaDe menjadi MC.

Setelah makan malam, acara diisi dengan arahan-arahan dari para dosen. Mulai dari Prof.Dr.Andi Makkulau, Prof.Dr.Tawani Rahamma,MA, Dr. Najib dan Dr. Andi Alimuddin Unde. (Sayang, Prof Hafied Cangara gak datang). Prof. Andi dan Prof. Tawani memberikan trik-trik dalam penulisan karya ilmiah. Demikkian pula Dr Najib, dengan memberi contoh dari tulisan Pak Fadel Muhammad. Pada intinya mereka sepakat dalam memotivasi para mahasiswa agar "jangan terlena". Sesegera mungkin membuat proposal penelitian agar cepat selesai. (Insya Allah Prof)

Nahria membacakan nominasi pemenang beberapa kategori (yang disusunnya sendiri). Kategori berprestasi ditinjau dari IPK adalah Hartini Sanusi dari Komunikasi Massa, Minarni Tolapa dari Komunikasi Pembangunan, Mashrul, Abdul Malik Iskandar dan aku dari Komunikasi Pendidikan. (Catatan: Nahria gak menyebut namaku karena sentimen pribadi hehehe, stttt jangan bilangin dia ya).Mahasiswa terlucu jatuh ke tangan Hendra Jaya, Gelar ayahanda disandang oleh Bpk Suradi Yasril dan Ibunda oleh Ibu Rahmawati. Kiki adalah mahasiswa tercuek dan Nanda adalah mahasiswa tergifo alias gila foto. Nahria sendiri mengangkat dirinya sebagai mahasiswa terrajin sebab 3 semester perkuliahan ia hanya absen 1 kali. (Huebat benar dan patut ditiru)

Setelah menyaksikan kilas balik perjalanan Kompak '07 para dosen pamit pulang dan acara dilanjutkan dengan menyanyi dan joget bareng. Suntuk dengan tugas-tugas perkuliahan, jauh dari sanak keluarga menyebabkan anggota2 Kompak '07 meluapkan perasaan mereka dengan berbagai gaya dan model. Komunikasi non verbal pun tak dapat dihindari. Biar PD (katanya), maka lampu dibuat remang-remang.Telly nyanyi sambil ngumpet di belakang tumpukan sound sistem ( padahal suaranya bagus ), dan yang lain turun melantai dengan berbagai gaya dan model goyangan. Asyik! Tenan!

Tak terasa waktu semakin beranjak dan cafe harus tutup. Apa boleh buat, para tamu harus pulang dan Kompak '07 pun harus mengakhiri acaranya. Semua pulang dengan bermacam-macam perasaan. Ada yang bersuka tetapi ada juga yang be-te. Walau demikian, apapun yang terjadi, jangan lupa menyusun proposal penelitian agar cepat menjadi MSi. Tapi, "cari dulu masalahnya ya", biar KPS gak uring-uringan. Klo aku sich sebenarnya lebih senang mencari solusi, bukan masalah. Karena itu kepada teman-teman kompak '07, sudilah kiranya menolongku untuk mencarikan "masalahnya" . Ok!!

~ Dari Masa ke Masa

By: Titi Yuliaty Mangape
Rasa penasaran Lory sahabatku, yang ingin melihat kenanganku dari masa ke masa, "memaksaku" membongkar-bangkir album foto jadulku. (Takut dibilangin pelit). Sayang, hanya beberapa foto yang berhasil kutemukan. Sebagian besar tercecer akibat berpindah-pindah tempat tinggal. Kupikir banyak yang tertinggal di Jakarta ketika masih berdomisili di sana (2004-2006). Tapi tak apalah, yang penting ada, agar rasa penasaran temanku yang satu ini terjawab. Dan aku tidak selalu ditagih setiap kali bersua dengannya.

Putih-Merah

Satu-satunya foto yang tersisa ketika masih duduk di SDN No.100 Makale


Putih-Biru


Putih Abu-abu











Beberapa kegiatanku ketika masih duduk di SMAN 276 Makale (SMA I Makale)


Kampus Ungu



~ Tante Ida akhirnya terkapar juga

By Titi Mangape

Gara-gara si cantik Aedes, Tante Ida yang menurutku ( dan menurut banyak orang) punya stamina yang kuat, akhirnya terkapar juga. Kemarin aku sempat menjenguknya di Rumah Sakit Stella Maris. Saat kumasuk kamar perawatannya kulihat wajahnya sudah segar (rupa-rupanya karena baru selesai mandi). Dengan sumringah ia menyambutku. Tak lupa cipika-cipiki, walau keringat masih belepotan sana sini. Rambutnya yang sudah dipendekin, ternyata tak mampu menahan efek global warming.

Beberapa orang terperanjat ketika mengetahui Tante Ida yang super sibuk itu, terkapar akibat sedotan si kecil aedes. Bahkan dari sekian pengunjung yang datang menjenguknya, konon ada yang nyeletuk, "Koq bayi sehat masuk rumah sakit juga ya?" he...he..he.. Rupanya si aedes tidak memandang muka. Pokok e siapa saja bisa disedotnya. Tak pakai basa basi pula. Hanya 1/10 detik saja.

Dari hasil bincang-bincangku dengannya, aku tahu jika hari ini dokter sudah memperkenankannya kembali ke purpel housenya. Trombosit yang hanya 50 ribuan saat masuk rumah sakit, kini sudah kembali normal setelah 'dicor' 15 botol selama 5 hari. Tentu dengan obat-obatan dari dokter. Tak ketinggalan pula "ramuan mujarab", resep dari para pengunjung seperti air beras merah Cina, jus terung Belanda, jus jambu biji, jus kurma, air kelapa muda dan memperbanyak minum air putih. Ah... Syukurlah! Walau demikian, tante Ida harus tetap waspada, sebab kata dokter yang merawatnya jika tidak hati-hati pasca pemulihan, beberapa organ penting tubuh seperti ginjal, limfa dan hati bisa "diserang" kembali. Weleh......weleh....... ganas juga si Aedes ini.

Kurang lebih 40 hari yang lalu, sahabat belenkku juga terkapar di Rumah Sakit. Beruntung hanya dirawat 3 hari saja, sebab trombositnya beranjak cepat ke angka normal. Mungkin karena sudah pengalaman menghadapi penderita akibat ulah si bintik putih ini. Sebab sebelumnya orang rumahnya juga pernah dirawat 10 hari akibat sedotan si Aedes.

Bagi kamu yang tak ingin terkapar seperti mereka, berhati-hatilah. Antisipasi sedini mungkin mutlak diperlukan. Kebersihan lingkungan mutlak dipelihara. Jangan sampai ada air yang tergenang. Karena itu buanglah sampah pada tempatnya. Jaga stamina. Makan makanan yang sehat dan bergizi. Perbanyak minum air putih. Kalau perlu minta vitamin dan saran dari ahlinya. Karena aku bukan ahlinya, maka tulisan ini kututup sampai di sini saja.