"Pergumulan tidak akan pernah sirna, akan tetapi HARAPAN selalu menguatkan manusia untuk menata hidup yang lebih baik."

Terimakasih atas kunjungan anda.

Halaman

~ Shiro

Titi Yuliaty M.

Di rumah
Kurang lebih dua bulan yang lalu, kami kedatangan angota baru. Kehadirannya membawa sukacita bagi seisi rumah, terlebih khusus bagi ke empat cahaya hatiku. Setiap hari sepulang sekolah, mereka selalu berbagi canda dengannya. Memang lucu dan manis. Juga menggemaskan. Dengan rambutnya yang putih lebat, ia berlenggak-lenggok ke sana ke mari, mengundang perhatian orang.

Tapi sudah tiga hari belakangan ini, ia kelihatan lemas dan loyo. Tidak bernafsu saat disapa, pun ketika diberi makanan. Sepertinya ia sakit. Namun itu baru dugaanku saja. Tadi sore, ketika aku masih di tempat KRT, putra sulungku menelpon. Sambil tertahan ia menyampaikan kondisi terakhirnya; bahwa keadaannya sangat memprihatinkan. (Maklum, dari keempat cahaya hatiku, dialah yang paling dekat dengan Shiro). Tanpa menunggu kepulanganku, ia berinisiatif membawanya ke rumah temannya, tempat dimana ia mengambilnya. Tentu dengan harapan kalau-kalau sang teman dapat menolong. Beberapa temannya yang lain juga dihubunginya, tetapi tetap tak ada solusi.

Saat aku tiba di rumah,kulihat ia sudah memberinya kuning telur, gula merah dan air kelapa. Sebagai pertolongan pertama. Entah darimana resep itu diperolehnya, aku juga tidak tahu. Tak ketinggalan minyak telon dan minyak tawon dogosokkannnya pada seluruh badannya.

Keesokan harinya, ku coba memberikan lodia dan amoxilin dengan harapan ia tidak buang-buang air lagi, ttp tampaknya tidak mempan.
Tadi sore sulungku membawanya ke dokter, setelah beberapa hari mencari tahu alamat dan tempat praktek. Dokter lalu menuliskan resep obat yang harus ditebusnya di apotik. Ada empat item obat, antara lain promag dan antibiotik. Menurut diagnosa dokter, kemungkinan besar Shiro bermasalah di seputar pencernaan. Mungkinkah karena si mbak memberinya “makanan umum”? atau jangan-jangan memang ia masuk angi?

Di apotik
Sungguh, aku tahu kalau menunggu, adalah pekerjaan yang paling membosankan. Namun karena kerinduannya yang besar agar Shiro sembuh, sulungku tetap tenang menunggu giliran dipanggil untuk mengambil obatnya. Ketika nama “Anjing Shiro” dipanggil, tanpa beban ia beranjak dari tempat duduknya, mengambil obatnya, lalu pergi meninggalkan apotik diiringi keheranan dan raut kebingungan sesama pengantri. Kalau boleh kutebak, mungkin dalam benak mereka menari-nari pertanyaan: “Adakah anak seganteng sulungku bernama seperti itu?”

Di rumah lagi
Hari ini, suasana rumah telah kembali ceria. Shiro sudah sembuh dari sakitnya.Terapi kuning telur 3 X 1 sehari rupanya mujarab. Ia sudah mulai lahap menyantap pedigreenya. Si mbak juga sudah memberinya lagi “makanan umum” (nasi lembek dicampur daging ayam). Terlebih setelah Capt memandikannya tadi siang. Sulungku tak lagi kelihatan bersedih. Ia sudah kembali bermain-main dengan Shiro-si pudel putihnya. Berkejar-kejaran di halaman rumah hingga ke kolam renang. Berbagi suka berbagi canda bersama dengan ke empat cahaya hatiku.

Melihat keceriaan mereka, terbersit asa dalam benakku, betapa indahnya andai saja semua ciptaan dapat berbagi keceriaan dan sukacita seperti mereka.
Akh, Shiro, kau telah kembali menebar pesonamu. Adakah juga setiap insan dapat "menebar pesona" bagi sesamanya? Wallahualam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar