By : Titi Yuliaty M.Sepekan sudah aku menemani cahaya hatiku makan siang di canteen sekolahnya. Setiap hari selalu ada yang baru. Kebersamaan dan kepedulian antar teman-teman kelasnya selalu kusaksikan. Suatu kali, kala mereka sedang makan siang, ada yang bertanya: "Ai boleh nggak Maganta minum ini." (sambil memperlihatkan sebotol yakult). Dengan halus kutolak pemberianya dan kukatakan padanya kalau cahaya hatiku tidak bisa meminumnya karena menu dietnya sudah diatur. Di lain waktu seorang teman perempuannya membawakanku dedaunan, katanya:" Ini obat ginjal Ai, direbus dengan air dan air rebusannya itu diminum. Mamaku biasa minum. Kalau masih ada yang sisa bisa disimpan di kulkas. Mudah-mudahan Maganta cepat sembuh ya Ai." dengan terharu aku menerimanya sembari mengucapkan terimakasih
Kali lain, seorang kawannya nyeletuk,: "Saya kasihan sama tante, harus bolak-balik mengantar Maganta berobat, tentu tante capek ya. Saya selalu berdoa untuk kesembuhan Maganta, yang sabar ya tante." Aku terdiam mendengarnya. Kucoba menahan air mata keharuan dan kuucapkan terimakasih sambil mengusap-usap kepalanya
Setiap pola tingkah laku mereka tak luput dari pengamatanku. Aku merenungkan, bagaimana respon, empati dan simpati yang ditunjukkan kepada cahaya hatiku, seorang teman, seorang sahabat bagi mereka. Mungkin tak terucap lewat kata tetapi terpikir. Dalam hati sanubari, mereka berkata "Kami pun merasakan penderitaanmu, sahabat." Suatu kepedulian yang luar biasa. Tak ada kemunafikan, tak ada kebohongan, tak ada sinisme tak ada kecemburuan.
Dalam keluguan kanak-kanak, kepedulian dan cinta kasih mereka amatlah tulus, polos tanpa "embel-embel". Tanpa tendensi.
Aku berpikir, seandainya orang dewasa dapat bercermin diri kepada kanak-kanak seperti ini, akh, betapa indah dan damainya dunia. Kuaminkan kata Tuhanku: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepadaKu sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga." (Matius 19:14). Kutinggalkan ruang canteen mereka, dengan sejuta asa.
*Ai adalah sapaan mereka untukku yang artinya = tante
"Pergumulan tidak akan pernah sirna, akan tetapi HARAPAN selalu menguatkan manusia untuk menata hidup yang lebih baik."
Terimakasih atas kunjungan anda.
Halaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
- Titi Yuliaty Mangape
- Makassar, Sulawesi-Selatan, Indonesia
- Seorang ibu rumah tangga yang mencoba menuangkan sedikit isi hati dan berbagi sedikit perenungan serta refleksi hidup, bahwa selalu ada asa di balik. setiap ratapan.
Lencana Facebook
Megaratu Meissha Elisyeva Mangngi
Labels
- Buku (1)
- Curahan Hati (12)
- Event Jemaat (3)
- Kampus Merah (1)
- Kampus Ungu (2)
- Nuansa Kehidupan (5)
- Nuansa Kesaksian (4)
- Nuansa Khotba (2)
- Nuansa Medika (3)
- Nuansa Refleksi (12)
- Nuansa Warna-warni (9)
- Nuansa Wisata (3)
- Singapore (3)
- Yang Tercecer (3)
List of my link
Pesan kepedulian untukku
Wp Theme by Promiseringsdesigns | Blogger Template by Anshul
2 komentar:
Terima kasih atas infonya...
kembali kasih, tuhan memberkati
Posting Komentar