"Pergumulan tidak akan pernah sirna, akan tetapi HARAPAN selalu menguatkan manusia untuk menata hidup yang lebih baik."

Terimakasih atas kunjungan anda.

Halaman

~ Pulang

By : Titi Yuliaty


1 Agustus 2008
Pagi-pagi benar aku bangun dan membangunkan cahaya hatiku, sebab pesawat SQ yang akan membawa kami ke Jakarta berangkat pukul 07.00. Setelah beres-beres, kutinggalkan sepucuk surat untuk Uncle Chan, ucapan trimaksih atas kepedulian beliau selama kami tinggal di rumahnya
Akhirnya tiba di Cengkareng. Legah rasanya, setelah 45 hari di negri orang dengan pergumulan yang sangat berat. Kuhirup dalam-dalam udara kota Jakarta, sekalipun aku tahu polusi di ibukota negaraku ini amat tinggi. Kami lalu meluncur ke IBIS Kemayoran, sebab sore nanti rencana uikut ibadah syukur di rumah saudara.

2 Agustus 2008
Setelah sarapan dan minum obat bagi cahaya hatiku, kami menyempatkan diri jalan-jalan ke Mangga dua. Beberapa pesanan harus dibeli.
12.30
Menuju Bandara Sukarno Hatta
18.30
Tiba di Makassar, kota tempatku berkarya. Alangkah bahagianya, setelah kurang lebih 2 bulan kutinggalkan untuk mendampingi cahaya hatiku dalam perawatan, mengharubiru perasaanku kala menginjakkan kaki kembali bersama dengan cahaya hatiku. Sungguh suatu sukacita yang luar biasa. Sebentar lagi aku kan bertemu kembali dengan dua cahaya hatiku yang kutinggalkan kurang lebih 2 bulan mendampingi kakaknya dalam perawatan. Terbayang di wajahku, senyum ceria mereka menyambut kedatanganku. Aku akan memeluk dan mendekap mereka erat-erat. Aku ingin mereka tahu betapa akupun sangat merindukan mereka.
Mobil yang menjemputku merangkak perlahan meninggalkan bandara Hasanuddin. Dalam perjalanan kusampaikan berita ini kepada rekan kerjaku. Dengan sukacita mereka mengundang "rombongan kecilku" untuk mampir sejenak di Jagung Bakar 31 yang kebetulan masih ramai, sebab baru saja acara perpisahan Kepala LAI-Cab Makassar usai. Ah, suatu kepedulian yang luar biasa dari rekan-rekan Majelis Jemaat di jemaat tempat aku melayani ini. Bak seorang anak yang “hilang” dan “kembali”, disambut dengan penuh kasih dan cinta, dijamu dengan sukacita. Terimakasih ibu, trimakasih bapak, trimakasih sahabat, trimakasih saudara, trimakasih semuanya
19.00
Tiba jua di rumah. Dari dalam mobil kulihat si kecilku berdiri di depan pintu menatap penuh harap. Kubuka pintu mobil ini, dan perlahan-lahan kuayunkan langkah kaki ini mendekati mereka. Rasa rindu tak kuasa kubendung lagi, mereka menghambur ke pelukanku. Gadis kecilku hanya mampu berucap, “Mami”; sembari menatapku berlama-lama, lalu menghambur kembali ke dalam pelukanku. Aku tahu betapa mereka pun sangat merindukanku, akan tetapi juga tahu bahwa kepergianku sekian lama adalah untuk mendampingi kakaknya yang sakit. Kepeluk mereka erat-erat, kutumpahkan semua rinduku , serasa tak ingin melepas mereka lagi. Kuhabiskan malam ini bersama ke-4 cahaya hatiku dengan penuh syukur, betapa mereka tetap aman dalam dekapan kasihNya.

3 Agustus 2008
Untuk pertama kali aku beribadah Minggu di jemaat ini, setelah 2 bulan praktis sama sekali tak melakukan aktivitas “pelayanan”. Perjamuan Kudus dipimpin oleh rekan kerjaku. Beberapa hal “baru” dalam berliturgi mulai nampak diterapkan. Pikirku, mungkin hasil seminar liturgi yang dilaksanakan awal Juni yang lalu. Sebagai ketua Tim, aku bersyukur dan merasa “bangga”. Sekalipun tidak dapat mengikuti seminar ini, akan tetapi hasil dan buahnya dapat kunikmati. Tak sia-sialah Pdt. Rasid Rachman dan Pdt. Tikurari menjadi fasilitator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar